
Wates Raya
Sub Wilayah Selatan Kediri
SISTEM AKTIVITAS
Perkotaan Wates Raya
Perkotaan Wates memiliki rumah layak huni yang tersebar di Kelurahan Wates dan Tawang. Jumlah rumah layak huni pada Kelurahan Wates lebih sedikit dibandingkan jumlah rumah layak huni di Kelurahan Tawang. Jumlah rumah layak huni pada Kelurahan Wates adalah 1260 unit sedangkan jumlah rumah layak huni di Kelurahan Tawang sebesar 4689 unit.

Sebaran RTLH-RLH
Pada kondisi eksisting, kapasitas jalan pada kawasan Perkotaan Wates memiliki perbedaan di tiap hirarkinya. Pada hierarki jalan kolektor seperti Jl Raya Tawang memiliki kapasitas sebesar 2.639 smp. Kapasitas jalan tertinggi ada di jalan lokal yaitu Jl Raya Wates Kediri dimana jalan tersebut menghubungkan Perkotaan Wates dengan Kota Kediri.

1
2
3
4
5
1
3741smp
2
2639 smp
Jaringan Jalan
1624 smp
3
4
2813smp
5
1624 smp

KARAKTERISTIK UMUM
KAWASAN PERKOTAAN WATES RAYA
SISTEM KERUANGAN
Perkotaan Wates Raya
Bentuk kota dapat diidentifikasi melalui kondisi lahan terbangun di kawasan perkotaan. Lahan terbangun ini menunjukkan adanya aktivitas masyarakat. Perkotaan Wates sendiri berbentuk radial tidak menerus Pada bentuk kota seperti ini, permukiman tumbuh secara organik/alami mengikuti pola jaringan jalan dan menyebar ke sekitarnya.

Bentuk Perkotaan
Struktur Kota Perkotaan Wates yaitu monosentrik dengan pusat aktivitas dan juga kepadatan bangunan yang tinggi berada di sepanjang jalur utama (Jalan Wates-Kediri dan Jalan Wates-Ngancar). Pusat pelayanan mencakup industri dan komersial, bangunan institusi, bangunan keagamaan, bangunan pendidikan, rekreasi dan juga permukiman yang padat dibandingkan dengan daerah lainnya di Perkotaan Wates.

Struktur Ruang


PERMASALAHAN DAN ISU
Perkotaan Wates Raya

PETA PERMASALAHAN ELEMEN RUANG KOTA
PERMASALAHAN ELEMEN RUANG KOTA
TIDAK ADA RUMAH SAKIT
TIDAK ADA HALTE
Tidak disediakan terminal/halte
KETIDAKTERSEDIAAN
Lahan Parkir di Jalan Kolektor
KERUSAKAN JALAN
Di beberapa titik
KURANG TERTATA
Aktivitas perdagangan Informal
PEDESTRIAN
Tidak Sesuai dengan FUngsi
PERMASALAHAN KERUANGAN
PERKEMBANGAN PERMUKIMAN CEPAT
Terjadi penyusutan lahan pertanian dan perkebunan sebesar 32,5% (tahun 2013 - 2020) akibat meningkatnya lahan permukiman sebesar 67,2%.
POLA PERMUKIMAN
Pola perkembangan permukiman organik mengikuti jalan dan tidak teratur.
AKSESIBILITAS RENDAH
Belum optimalnya aksesibilitas pada kawasan industri di Perkotaan Wates untuk mendukung kegiatan distribusi.
ISU UTAMA PERKOTAAN WATES
Kurangnya kualitas pelayanan dan ketersediaan sarana prasarana dalam menunjang aktivitas di sektor komersial & industri kecil dalam mensejahterakan masyarakat di Perkotaan Wates
